Kamis, 21 Desember 2017

'PAMŪJĀ HYANG IWAK' DI PRASASTI WALAMBANGAN/PRASASTI JAYANEGARA I

Prasasti Walambangan/Prasasti Jayanegara I terbuat dari lempeng tembaga (Tamra Prasasti), dan ditemukan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Prasasti yang baru ditemukan satu lempeng ini menggunakan aksara Kawi dan bahasa Jawa Kuna yang tertulis pada kedua sisinya. Pada sisi depan (recto) terdapat 8 baris tulisan dan pada sisi belakang (verso) terdapat 7 baris tulisan. 

Bagian yang memuat angka tahun tidak ada, tetapi menurut dugaan Poerbatjaraka, Prasasti Walambangan/Prasasti Jayanegara I berasal dari masa Jayanegara (Majapahit) yang ditulis setelah menumpas pemberontakan Nambi yang terjadi di Balambangan. Dugaan itu mengacu pada isi prasasti di bagian sisi depan (recto) baris ke-2: "..anapwa ikanang kārāmān i malambangan.." (Poerbatjaraka, 1936 : 39). Mengacu pada tulisan Poerbatjaraka, Yamin menuliskan angka tahun dikeluarkannya prasasti ini yaitu ± 1316 (Yamin, 1962 : 37, 40).

Menariknya, di dalam Prasasti Walambangan/Prasasti Jayanegara I disebutkan adanya pemujaan terhadap 'Hyang Iwak' (ikan yang dipuja atau ikan yang suci), seperti yang termuat pada sisi depan (recto) baris ke-5: 

"..pamūjā hyang iwak, sakinabhaktyanya ri lagi phalanyān susṭubhakti ri śrī mahārāja.."
"..pemujaan [kepada] hyang iwak, pemujaan yang tiada henti-hentinya sebagai tanda setia kepada Śrī Māharāja.." 

Bengawan Solo - Lamongan

Tokoh 'hyang iwak' ini memang misterius. Pemujaan terhadap hyang iwak selain diberitakan di prasasti Jayanegara I juga terberitakan di prasasti Kusambyan/Grogol (era Airlangga). Prasasti Kusambyan menyebutnya sebagai 'rahyang iwak'. Dan, menariknya prasasti Kusambyan letaknya dekat dengan sungai Brantas, apakah ini ada hubungannya dengan pemujaan terhadap rahyang iwak?. Begitu pula dengan prasasti Jayanegara I yang ditemukan di Lamongan, wilayah Lamongan juga dilalui Bengawan Solo, apakah ini juga ada hubungannya dengan pemujaan terhadap hyang iwak?

Jika mengacu pada dugaan Poerbatjaraka (pemberontakan Nambi), tentunya prasasti Jayanegara I tidak berasal dari Lamongan, jadi hanya ditemukan di Lamongan. Akan tetapi, prasasti Jayanegara I hanya menyebut çrī mahārāja saja tanpa menyebutkan nama dan gelarnya, juga tidak menyebut nama Nambi.

Adanya pemujaan kepada 'Hyang Iwak' oleh masyarakat Lamongan Kuna, diduga dikarenakan masyarakat Lamongan zaman dulu yang memuja 'Hyang Iwak' hidupnya bergantung pada sungai. Seperti diketahui bahwa, prasasti Jayanegara I ditemukan di Lamongan, yang mana Kabupaten ini dilalui oleh dua sungai besar, yakni Sungai Lamong dan Bengawan Solo beserta anak sungainya (Bengawan Njero).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FOLKLOR CANE BUKTI AIRLANGGA DAN GARUḌAMUKHA BERJAYA DI BUMI JANGGALA

Cerita tutur merupakan salah satu bentuk kearifan lokal. Tradisi menuturkan peristiwa sejarah sudah lama diperkenalkan oleh leluhur kita seb...